Oleh: Tim Pengabdian Kelompok Bidang Ilmu Teknik Irigasi dan Konservasi Lingkungan
Sirajuddin H. Abdullah, S.TP., MP.
Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, salah satu desa yang menjalin kemitraan dengan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri UNRAM merupakan desa yang berlokasi di pesisir pantai dan dikenal sebagai desa dengan jumlah pohon kelapa yang cukup besar. Dengan luas area perkebunan kelapa sejumlah 2.330,85 ha dan jumlah pohon kelapa sebanyak kurang lebih 9500 pohon, perkebunan kelapa di Desa Malaka menghasilkan banyak limbah kelapa, dimana pemanfaatan limbah tersebut belum dilakukan dengan maksimal. Untuk mengolah limbah kelapa, biasanya para pekebun melakukan proses pembakaran tempurung kelapa dan memanfaatkannya sebagai arang, namun untuk serabut kelapa biasanya hanya kumpulkan lalu dijual dengan harga yang sangat murah yakni Rp 80.000 per truk dam. Hal ini berdampak pada masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh asap pembakaran tempurung kelapa yang dapat mencemari udara sekitar. Selain itu, dengan memanfaatkan serabut kelapa dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah kelapa dan bermanfaat sebagai media tanam alternatif di tengah kondisi lahan yang kering di wilayah pesisir. Oleh karena itu, diperlukan alternatif solusi dalam mengelola limbah serabut kelapa yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Pada kegiatan pengabdian ini, para pekebun kelapa diberikan pelatihan bagaimana memanfaatkan limbah serabut kelapa (cocopeat) sebagai media tanam.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diawali dengan acara sambutan dari Pemilik UKM Bukit Kelapa, Bapak Mustiadi, yang kemudian disusul dengan penyampaian materi penyuluhan oleh tim pengabdian Kelompok Bidang Ilmu Teknik Irigasi dan Konservasi Lingkungan yang diketuai oleh Bapak Sirajuddin H Abdullah.
Gambar 1. Sambutan dari Ketua UKM Bukit Kelapa
Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan praktek pembuatan media tanam mulai dari proses awal hingga akhir (Gambar 2). Peserta sangat antusias untuk mempraktekkan proses pembuatan media tanam mulai dari pencampuran media, hingga pemanfaatan limbah serabut kelapa sebagai pot atau turus.
Gambar 2. Praktek Pencampuran Media Tanam dan Pemanfaatan cocofiber
Tak hanya sebagai media tanam, serabut kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai pot untuk tanaman, terutama tanaman hias. Selain itu, serabut kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai turus atau tiang, penyangga atau tonggak untuk tempat merambat tanaman yang menjalar (Gambar 3).
Gambar 3. Hasil Pemanfaatan Serabut Kelapa sebagai Pot dan Turus
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah diskusi dan evalusi yang diikuti oleh seluruh anggota tim pengabdian. Pada kegiatan diskusi, peserta sangat antusias untuk menanyakan beberapa hal terkait dengan proses pembuatan pot dan turus, serta pemanfaatan serabut kelapa lainnya. Berdasarkan pemantauan selama kegiatan pengabdian berlangsung, terlihat bahwa peserta pelatihan mampu memahami dan menguasi pemanfaatan serabut kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam dan sekaligus membantu peningkatan nilai ekonomis limbah serabut kelapa yang jumlahnya cukup banyak. Para peserta pengabdian merasa sangat terbantu dan juga termotivasi untuk dapat memanfaatkan limbah serabut kelapa.
Gambar 9. Foto Bersama Peserta Pemanfaatan Limbah Serabut Kelapa sebagai Media Tanam