Setiap harinya kelompok usaha Bukit Kelapa di Dusun Nipah melakukan pengolahan kelapa baik dijadikan santan maupun VCO. Untuk menghasilkan produk tersebut, para pekerja pada kelompok usaha Bukit Kelapa yang mayoritas adalah ibu-ibu melakukan proses diawal berupa pengupasan buah kelapa untuk memisahkan serabut kelapa dari batok nya, kemudian dilakukan pembelahan untuk dipisahkan airnya. Jumlah kelapa yang dikupas/dipisahkan dari sabutnya dapat mencapai 1000/hari dimana proses tersebut dilakuakn dengan menggunakan alat tradisional berupa linggis yang ditancapkan di tanah dengan permukaan tajam menghadap ke atas dan sejajar dengan perut operator. Cara tersebut dirasa mudah oleh para pekerja yang tidak lain dari kalangan ibu-ibu sebagai pegawai yang dominan dan juga bapak-bapak, namun kekurangan dari penggunaan linggis tersebut yaitu dapat membahayakan pengguna apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Posisi bagian tajam pada linggis sangat tepat berada pada posisi perut, sehingga jika tidak diperhatikan dengan hati-hati dapat melukai perut.

Melihat kondisi tersebut, maka tim Kelompok Bidang Ilmu Daya dan Mesin Pertanian dari Program Studi Teknik Pertanian Fatepa Unram yang diketuai oleh Ibu Ida Ayu Widhiantari, S.TP.,M.P. melaksanakan pengabdian kepada UKM Bukit Kelapa berupa pengenalan dan pelatihan penggunaan alat pengupas kelapa yang lebih efektif dan aman digunakan. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2021 yang berlokasi di rumah Pemilik UKM Bukit Kelapa dihadiri oleh pemilik UKM sendiri dan kelompok pekerja UKM itu sendiri.

Kegiatan pengabdian dilakukan mulai dari pengenalan alat pengupas kelapa dan pelatihan penggunaan alat gersebut, serta diskusi antara tim pengabdian dengan peserta pengabdian. Dalam kegiatan sosialisai, peserta yang hadir sangat antusias dalam mencoba menggunakan alat pengupas kelapa. Tidak hanya dari peserta laki-laki, namun peserta perempuan juga sangat antusias mencoba mengupas kelapa dengan alat yang kami kenalkan. Alat pengupas kelapa dari kelompok pengbdian dirasa peserta sangat mudah digunakan dan lebih aman dibandingkan dengan menggunakan linggis, hanya saja dari segi bobot dirasa lebih berat sehingga membutuhkan orang kedua untuk memindahkan alat tersebut jika ingin dilakukan pengupasan kelapa di tempat yang berbeda.

Gambar 1. Proses Pemisahan Kelapa dengan Alat Bantu dari Tim Pengabdian

Gambar 2. Proses Pembelah Kelapa dengan Alat Bantu dari Tim Pengabdian

 

Sistem kerja dari alat pengupas kelapa tersebut yaitu, kelapa diletakkan di bagian atas alat yang berbentuk tajam, setelah kelapa ditancapkan kemudian kelapa dikupas atau dibelah dengan cara menggerakkan tuas dan atau menginjak pedal sehingga menyebabkan kelapa terbuka dan terpisah dengan bagian serabutnya. Alat pengupas kelapa ini dapat digunakan untuk membuka kelapa dengan dua cara, yaitu mengupas kelapa dengan mimisahkan serabutnya sehingga diperoleh kelapa yang sudah tidak ada serabutnya (batok kelapa) dan yang kedua alat ini mampu untuk membelah kelapa yang biasanya dijadikan sebagai kelapa yang dikonsumsi langsung sebagai minuman oleh beberapa warung atau rumah makan.

Dengan adanya penggunaan alat pengupas dan pembelah kelapa ini dirasa oleh peserta sangat membantu dalam mempercepat proses pengupasan dan pembelahan kelapa serta dirasakan jauh lebih aman daripada menggunakan alat pengupasan kelapa dengan menggunakan linggis.

Gambar 3. Foto Bersama Tim Pengabdian dengan Peserta UKM Bukit Kelapa