Narmada, Lombok Barat – Mahasiswa dari Program Studi Teknik Pertanian Universitas Mataram (UNRAM) kembali menunjukkan dedikasi dan semangat belajar tinggi melalui keterlibatan aktif mereka dalam kegiatan pascapanen benih padi di UPTD Balai Benih Induk Padi (BBIP) Narmada, yang merupakan salah satu unit teknis dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB. Kegiatan ini merupakan bagian dari program PKL-MBKM (Praktik Kerja Lapangan – Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang dilaksanakan oleh Kelompok PKL 1 Teknik Pertanian UNRAM.


Kegiatan berlangsung dalam dua tahap utama, dimulai pada 6 Maret 2025 dengan proses pengeringan benih, dilanjutkan pada 14 Maret 2025 dengan kegiatan pengipasan, pengemasan, dan pelabelan benih. Mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat, namun ikut terlibat langsung dalam seluruh proses teknis yang dilakukan di BBIP Narmada.
Tahapan pengeringan dilakukan secara manual di area pengeringan terbuka. Dalam proses ini, mahasiswa dilatih untuk melakukan pembalikan benih secara berkala guna memastikan pengeringan merata dan mencegah terjadinya kerusakan benih akibat suhu atau kelembaban yang tidak stabil.
“Untuk pengeringan benih harus dilakukan pembalikan setiap 25 menit sekali,” ujar Pak Hur, salah satu pembimbinng BBIP yang turut memberikan arahan teknis kepada mahasiswa selama proses berlangsung.

Dokumentasi 1. proses pengeringan benih

Dokumentasi 2. Pembalikan benih pada saat proses pengeringan
Pengeringan benih ini ditargetkan mencapai kadar air 12–11%, sesuai standar mutu untuk penyimpanan awal. Namun, seperti dijelaskan oleh supervisor lainnya, kadar air benih akan mengalami penurunan lanjutan saat disimpan dalam gudang.
“Kadar air akhir pada proses pengeringan yang dibutuhkan untuk benih yakni 12–11%. Namun benih yang sudah dikeringkan dan disimpan pada gudang akan mengalami masa dormansi, di mana kadar airnya dapat turun hingga 10%,” jelas Pak Min, selaku pembimbing lapangan BBIP lainnya.
Setelah pengeringan selesai, mahasiswa melanjutkan dengan proses pengipasan benih menggunakan alat seed cleaner. Alat ini memberikan efisiensi tinggi karena mampu memisahkan benih dari kotoran, gabah hampa, serta benda asing lainnya secara otomatis dan cepat. Mahasiswa diajarkan cara mengatur mesin, menyortir hasil, serta melakukan evaluasi kebersihan benih.
Penggunaan alat modern ini juga memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pentingnya mekanisasi pertanian dalam meningkatkan efisiensi dan mutu hasil pertanian. Dibandingkan dengan metode tradisional, alat ini mampu memangkas waktu kerja secara signifikan dan menghasilkan benih yang lebih bersih serta siap untuk tahap berikutnya.

Dokumentasi 3. Proses pengukuran kadar air benih padi

Dokumentasi 4. Proses pengipasan benih menggunakan mesin seed cleaner
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah pengemasan benih menggunakan mesin jahit elektrik dan pemasangan label sebagai bentuk legalitas dan identifikasi mutu benih. Dalam proses pelabelan benih, mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang sistem klasifikasi benih berdasarkan warna label, yang merupakan bagian dari sistem sertifikasi benih nasional. Dalam kegiatan ini, benih yang dikemas diberi label berwarna ungu, yang menandakan bahwa benih tersebut termasuk dalam kategori benih sebar (BR) atau benih yang siap digunakan oleh petani di tingkat akhir produksi. Benih dikemas dalam kantong-kantong standar, dijahit rapat, dan diberi label ungu sesuai ketentuan klasifikasi varietas dan mutu benih nasional.
“Jenis label ungu pada benih merupakan hasil turunan dari jenis label berwarna putih atau benih dasar,” jelas Pak I Made Kusumasana, S.IP, selaku ketua dari supervisor/pembimbing lapangan BBIP lainnya.
Penjelasan tersebut membuka wawasan mahasiswa terhadap alur perbanyakan benih, dari benih sumber, benih dasar, benih pokok, hingga akhirnya menjadi benih sebar yang siap digunakan oleh petani. Pengetahuan ini sangat penting, sebab memahami klasifikasi benih dan sistem pelabelannya membantu mahasiswa mengenali proses sertifikasi dan legalitas dalam distribusi benih yang sah dan bermutu.
Label ini tidak hanya sebagai identitas, tetapi juga menjadi jaminan mutu bagi petani yang akan menggunakan benih tersebut. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan praktis seputar pengkodean label, pelabelan sesuai jenis benih, dan pengarsipan data benih.

Dokumentasi 5. Proses pengemasan dan pelabelan benih
Partisipasi aktif mahasiswa Teknik Pertanian dalam kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi teknis di bidang pengolahan benih, khususnya pada tahapan pascapanen. Kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran kontekstual yang mempertemukan ilmu di bangku kuliah dengan praktik di lapangan.
Melalui interaksi langsung dengan alat, lingkungan kerja nyata, serta pendampingan dari para supervisor BBIP Narmada, mahasiswa dapat memahami lebih dalam tentang standar mutu, efisiensi kerja, hingga pengelolaan benih sebagai komoditas penting dalam sistem pertanian nasional.
Pengalaman ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan keterampilan yang aplikatif dan memperkuat kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan dunia kerja di sektor pertanian yang kian berbasis teknologi dan efisiensi.
Penulis: M. Rifqi Al-Afgoni, Editor: Fathurrahman Yazid Tabrani, Dosen pendamping: Hary Kurniawan S.TP., M.Sc., Ph.D