Zainuri, Yeni Sulastri, Rucitra Widyasari, Hary Kurniawan,

Dewa Nyoman Adi Paramartha, Taslim Sjah, Agriananta Fahmi Hidayat.

Potensi pengembangan tanaman porang di Desa Selelos sangat tinggi. Tanaman porang yang dalam istilah lokal disebut Lombos sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat setempat. Kebanyakan tanaman porang tersebut tumbuh liar di hutan-hutan atau di areal kebun milik warga setempat. Akan tetapi masih belum optimal pemanfaatannya oleh masyarakat dikarenakan masih minimnya informasi mengenai teknik penanganan pasca panen dan pengolahan umbi porang. Sementara di beberapa wilayah lain terutama di Jawa Timur seperti di Madiun, tanaman porang telah menjadi komoditi bernilai ekonomi tinggi yang mampu meningkatkan dan menopang ekonomi warga. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengabdian masyarakat, telah dilakukanlah sosialisasi mengenai penanganan pascapanen dan pengolahan umbi porang di Desa Selelos Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, yang diharapkan untuk menambah wawasan dan membekali keterampilan bagi masyarakat desa Selelos yang selanjutnya dapat meningkatkan nilai ekonomi umbi porang dan menambah sumber pendapatan masyarakat.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Rabu, 22 Januari 2020 dengan melibatkan partisipasi warga dan perangkat desa Selelos, yang pelaksanaannya bekerjasama dengan mahasiswa KKN UNRAM. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Bapak Didi Retno, S.E. selaku Sekretaris Desa Selelos. Dalam pernyataanya, beliau sangat menyambut baik kegiatan ini, karena selain mampu menambah wawasan dan pengetahuan warga mengenai pascpananen dan pengolahan umbi porang, juga meningkatkan keterampilan warga dan memotivasi warga untuk menangkap peulang usaha pada pengolahan umbi porang. Usai memberikan sambutan, dilanjutkan dengan sambutan dan penyampain materi oleh Ketua Tim Pengabdian yaitu Ir. Zainuri, PGDip., M.App.Sc., Ph.D., yang dilanjutkan oleh anggota tim pengabdian.

Pada kesempatan tersebut, materi yang disampaikan antara lain mutu chip porang dan tepung porang yang diinginkan oleh pasar global, lalu dilanjutkan dengan materi tentang penanganan pascapanen umbi porang dan pengolahannya menjadi chip porang. Selain itu, diberikan pula wawasan mengenai penggunaan tepung porang dalam pengolahan produk pangan, salah satunya es krim yang juga menjadi contoh produk yang diberikan kepada warga yang hadir saat itu. Aspek agribisnis juga sebagai bagian dalam memotivasi warga dalam menangkap peluang usaha yang dapat dikembangkan.

Di sela-sela kegiatan tersebut juga dilakukan sesi diskusi. Berbagai pertanyaan disampaikan oleh warga sebagai bentuk antusias warga dalam menangkap materi yang disampaikan oleh pemateri selama penyuluhan berlangsung. Warga yang hadir cukup semangat dalam menanyakan mulai dari budidaya porang, teknis penanganan dan pengolahan umbi porang serta rendemennya. Tidak hanya itu, umpan balik juga disampaikan oleh salah satu warga yaitu Bapak Marta tentang hasil panen umbi porang yang mampu mencapai 40 ton selama periode panen pada Maret-Agustus.
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, warga memiliki antusias yang cukup tinggi dalam menangkap peluang usaha umbi porang dan produk olahannya. Kegiatan ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan kegiatan praktek langsung pengolahan umbi porang menjadi chip porang bagi warga Desa Selelos dimasa mendatang.