Pengembangan yoghurt di NTB terkendala keterbatasan bahan baku susu sapi oleh karena itu diperlukan adanya alternatif bahan baku dalam proses pembuatannya. Jagung manis memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan yoghurt karena secara memiliki rasa yang lezat, nutrisi dan serat tinggi, serta mengandung prebiotik. Potensi sumber daya jagung NTB juga sangat mendukung pengembangan komoditas palawija ini menjadi bahan baku minuman pada skala industri karena menurut data BPS Provinsi NTB (2019) produksi jagung NTB mencapai 2.084.929 ton. Dengan demikian produk ini secara khusus memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan sebagai peluang usaha di masyarakat.
Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Tim Peneliti Mikrobiologi dan Keamanan Pangan FATEPA pada tanggal 4 Oktober 2021 turun ke untuk memberikan pelatihan pembuatan yoghurt jagung. Tim yang beranggotakan Mutia Devi Ariyana, S.Si., M.P., Moegiratul Amaro, S.TP., M.P., M.Sc., Tri Isti Rahayu, S.TP., M.Si. dan Baiq Rien Handayani, SP., M.Si., Ph.D. secara langsung memberikan pelatihan kepada UMKM Sasak Maiq dan Masyarakat di sekitar Desa Senteluk, Kecamatan Batu Layar. Kegiatan dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kegiatan diawali dengan pengenalan mengenai yoghurt jagung, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan yoghurt jagung dan diikuti dengan praktik pembuatan yoghurt jagung. Seluruh peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan yang terlihat dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan selama kegiatan dan partisipasi aktif mereka dalam praktik pembuatan yoghurt jagung. Ibu Siti Suriani selaku ketua UKM Sasak Maiq dan sebagian besar peserta sangat berharap ilmu dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini dapat menjadi modal awal untuk memulai usaha pembuatan yoghurt.