APLIKASI BIO DEGRADABLE POT (BIOPOT) SEBAGAI MEDIA TANAM RAMAH LINGKUNGAN
Sirajuddin Haji Abdullah, S.TP., MP. *), Asih Priyati, S.TP, M.Sc., Dr. Joko Sumarsono, S.TP., MP., Gagassage Nanaluih De Side, S.T., M.T.
Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, salah satu desa yang menjalin kemitraan dengan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri UNRAM merupakan desa yang berlokasi dekat dengan pantai dengan luas tanah sawah terluas dibanding dengan desa lainnya di Kecamatan Batulayar yakni 146,33 Ha. Selain itu, jumlah ternak besar di Desa Sandik juga terhitung paling banyak dibanding desa lain dengan total 20,78% dari keseluruhan jumlah ternak besar. Dengan adanya keunggulan tersebut, tentunya limbah yang dihasilkan juga cukup besar, baik yang dihasilkan oleh domestik, pertanian, maupun dari kotoran hewan. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan limbah yang tentunya akan mendukung perkembangan pertanian masyarakat ke arah yang lebih ramah lingkungan, kondisi di Desa Sandik ini sangat cocok untuk pengaplikasian Biodegradable Pot (Biopot). Biopot bisa dimanfaatkan sebagai pengganti wadah plastik (polybag) dalam pembibitan tanaman kehutanan sekaligus menjadi tempat tumbuhnya tanaman tanpa perlu dipindah tanam lagi. Selain itu, dengan memanfaatkan limbah dapat meningkatkan nilai ekonomis dan bermanfaat sebagai media tanam alternatif di tengah kondisi lahan yang kering di wilayah pesisir yang dekat dengan pantai. Alternatif solusi dalam mengelola limbah pada kegiatan pengabdian ini, warga diberikan pelatihan bagaimana memanfaatkan limbah dengan penerapan Biopot sebagai media tanam serta dibekali tata cara dan manajemen pengolahan limbah yang terintegrasi dan berkesinambungan.
Kegiatan diawali dengan acara pembukaan dengan sambutan yang diberikan oleh Perwakilan Kepala Desa Sandik, Bapak H Abdurrahman, yang kemudian disusul dengan penyampaian materi penyuluhan oleh tim pengabdian, praktek pembuatan biopot, diskusi dan tanya jawab, evaluasi dan yang terakhir penutupan. Materi yang disampaikan meliputi pemanfaatan dan pengolahan limbah serabut kelapa menjadi media tanam. Dalam penyampaian materi pengaplikasian biopot menjadi media tanam ramah lingkungan, warga desa tersebut memang selama ini langsung membuang atau membakar limbah dari sampah organik tanpa diolah terlebih dahulu. Padahal limbah tersebut dalam dimanfaatkan dan dengan pengolahan tertentu dapat meningkatkan nilai ekonomi. Selain itu, warga dapat ikut menjaga lingkungan dengan menggantikan wadah plastik seperti polybag dengan menggunakan biopot dalam penyemaian tanaman. Dengan pemaparan materi ini menjadikan warga Desa Sandik mendapatkan ilmu yang lebih luas untuk dapat memanfaatkan limbah tersebut menjadi produk yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Gambar 1. Sambutan dari Perwakilan Kepala Desa Sandik
Dalam kegiatan ini, warga sangat antusias mendengar dan berdiskusi dengan pemateri (Gambar 2). Di Desa Sandik sendiri, polybag sebagai wadah untuk media tumbuh bibit di persemaian sudah lama dikenal. Namun, penggunaan polybag ini sebenarnya tidak ramah lingkungan karena pada waktu penanaman bibit di lapangan, polybag tersebut akan dibuang dan menjadi sampah sehingga lingkungan akan tercemar. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah menggunakan pot media semai yang terbuat dari bahan organik, yakni bio degredable pot. Dengan penyampaian materi ini, pengetahuan warga pun bertambah terkait pemanfaatan bahan organik sebagai alternatif pengganti polybag atau pot.
Gambar 2. Antusiasme Warga Desa Sandik mendengarkan pemaparan materi
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan biopot sebagai media tanam ramah lingkungan mulai dari proses awal hingga akhir (Gambar 3). Peserta sangat antusias untuk mempraktekkan proses pembuatan biopot sebagai media tanam mulai dari pencampuran media, hingga pemanfaatan limbah organik sebagai campuran kompos dalam pencetakan biopot tersebut. Peserta sangat antusias karena pada waktu penanaman, bibit dapat langsung ditanam dengan potnya dan tidak perlu melakukan pindah tanam lagi seperti ketika melakukan pembibitan pada polybag. Biopot yang ramah lingkungan dianggap praktis karena dapat langsung ditanam ke dalam tanah tanpa harus membuka wadahnya, tidak seperti wadah yang terbuat dari plastik. Selain itu diharapkan pot organik dapat terdekomposisi secara cepat serta tidak menyebabkan kerusakan lingkungan, dan pot organik tidak menyebabkan terjadinya kerusakan perakaran saat bibit dipindahkan ke lapangan.
Gambar 3. Praktek pembuatan biopot dan hasil biopot
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah diskusi dan evalusi yang diikuti oleh seluruh peserta dan anggota tim pengabdian. Pada kegiatan diskusi, peserta sangat antusias untuk menanyakan beberapa hal terkait dengan proses pembuatan biopot, komposisi campuran bahan organik berupa pupuk kompos, limbah organik serta perekatnya, serta pemanfaatan limbah organik lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran untuk pembuatan biopot. Berdasarkan pemantauan selama kegiatan pengabdian berlangsung, terlihat bahwa peserta pelatihan mampu memahami dan menguasi pemanfaatan biopot yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam maupun media semai ramah lingkungan sebagai pengganti polybag dan sekaligus membantu peningkatan nilai ekonomis limbah organik yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biopot. Prospek pemakaian biopot yang bersahabat dengan lingkungan akan semakin diperlukan dan menjadi peluang komoditi yang dapat dipasarkan di tingkat nasional dan internasional. Oleh karenanya standar bahan baku tersebut harus berwawasan lingkungan, dengan memenuhi syarat 4R seperti dituntut oleh masyarakat konsumen internasional yaitu, Reduce of energy, Reuse, Replace dan Recycle. Selanjutnya biopot diharapkan selain berfungsi sebagai wadah tumbuh juga dapat memberikan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan meningkatkan diversitas mikroorganisme tanah. Para peserta pengabdian merasa sangat terbantu dan juga termotivasi untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan di desa Sandik dengan mengaplikasikan biopot sebagai media tanam yang ramah lingkungan.
Gambar 4. Foto Bersama Peserta Aplikasi Biopot sebagai Media Tanam Ramah Lingkungan