Introduksi TTG Pengering Tipe Batch Pada IKM Kemiri Dalam Menghadapi Era New Normal Di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat
Kemiri merupakan produk hasil perkebunan dan atau kehutanan yakni hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebagai salah satu produk unggulan di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan Narmada merupakan salah satu wilayah yang terletak di kawasan Geopark Rinjani yang salah satu komoditas unggulannya adalah kemiri. Produksi kemiri di Kabupaten Lombok Barat cukup melimpah di saat musim panen, fluktuasi harga kemiri relatif tinggi yang cukup berdapak pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mengenai penanganan pasca panen kemiri masih minim dilakukan, hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam penanganan pasca panen terutama pengeringan dan pengolahan kemiri. Sebagian besar produk kemiri dipasarkan dalam bentuk gelondong, ada sebagian dari masyarakat yang melakukan pengolahan kemiri menjadi biji kemiri pecah kulit tetapi masih dilakukan secara tradisional. Dengan demikian produk olahan kemiri yang dihasilkan memiliki mutu dan kualitas yang masih rendah.
Aplikasi ipteks berupa penerapan teknologi tepat guna pasca panen dan pengolahan kemiri pecah kulit pada IKM dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Perguruan Tinggi terhadap kelompok IKM lebih banyak dititik beratkan pada proses penanganan pasca panen kemiri menjadi biji kemiri kering pecah kulit dari awal proses sampai akhir proses menjadi produk jadi yang meliputi ; proses penanganan pasca panen (perebusan, pengupasan cangkang, pengeringan, sortasi dan grading), dan pengemasan.
Beberapa permasalahan sangat penting yang harus dicari jalan pemecahannnya pada IKM pasca panen pengeringan kemiri adalah masih rendahnya mutu dan kualitas produk yang dihasilkan dikarenakan cara penanganan yang dilakukan masih kurang optimal bahkan sebagian besar dengan cara tradisional, sehingga nilai jual produk yang dihasilkan masih rendah. Jika tidak memperhatikan proses yang terstandarisasi, maka akibatnya produk tersebut menjadi kurang diminati dan kalah bersaing di pasaran dengan produk sejenis lainnya.
Sebagai alternatif untuk memecahkan beberapa permasalahan tersebut adalah dengan dilakukannya introduksi teknologi tepat guna pada proses penanganan pasca panen pengeringan biji kemiri pecah kulit serta penggunaan teknologi kemasan untuk dapat meningkatkan daya simpan produk serta meningkatkan nilai jual. Dengan diaplikasikannya metode ini, diharapkan mampu meningkatkan daya saing di pasaran sebagai produk ekspor yang dapat dijadikan sebagai produk unggulan yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat memberikan konstribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta peningkatan pendapatan asli daerah. Dengan demikian melalui kegiatan semacam ini diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi daerah serta dapat menurunkan angka kemiskinan dampak vandemi covid 19.
A. Kegiatan Survey
Sebelum pelaksanaan pelatihan dilakukan, terlebih dahulu telah dilakukan survey untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat IKM yang beraktifitas dalam penanganan pasca panen kemiri. Dari hasil identifikasi diperoleh kelompok IKM bergerak dalam bidang penanganan pasca panen kemiri yang beralamat di Desa Nyur Lembang Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.
Gambar 1. Kegiatan Survey Penentuan Kelompok
B. Kegiatan Pelatihan di Tingkat Kelompok
Pelaksanaan Pelatihan Introduksi TTG penanganan pasca panen pengeringan biji kemiri di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, terlebih dahulu masing-masing anggota kelompok menyiapkan bahn-bahan dan peralatan yang diperlukan serta beberapa kebutuhan penunjang lainnya.
Mekanisme pelaksanaan pelatihan meliputi ; acara pembukaan atau pengantar, penyampaian materi gambaran umum tentang teknologi pasca panen kemiri serta pengeringan kemiri, materi gambaran umum tentang alat dan mesin yang digunakan dalam penanganan pasca panen dan pengeringan kemiri, demonstrasi atau praktek penanganan pasca panen pengeringan biji kemiri menggunakan alat pengering tipe batch dan pengemasan.
1. Pembukaan dan Penyampaian Materi Pelatihan
Rangkaian dari kegiatan pelatihan bagi peserta kelompok penanganan pasca panen dan pengeringan biji kemiri diawali dengan penyampaian beberapa materi sebelum dipraktekkan atau didemonstrasikan. Materi yang disampaikan adalah : Gambaran umum tentang teknologi pasca panen dan pengolahan kemiri yang disampaikan oleh Murad.,MP., Gambaran umum tentang teknik pasca panen dan pengeringan biji kemiri serta pengemasan dan penyimpanan disampaikan oleh Dr.Eng. Sukmawaty, STP.,M.Si., Gambaran umum tentang mesin peralatan yang digunakan dalam penanganan pasca panen dan pengolahan kemiri disampaikan oleh Amuddin, STP.M.Si. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi SDM peserta dan tujuannya untuk mempermudah dalam pelaksanaan praktek. Hal ini lebih ditekankan pada pembekalan petunjuk pelaksanaan proses dan penggunaan alat pengering biji kemiri tipe batch.
Kegiatan Pelatihan Introduksi TTG pasca panen dan pengeringan biji kemiri di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat seperti ditunjukkan pada Gambar berikut :
Gambar 2. Acara Pembukaan
Gambar 3. Peserta Pelatihan
Gambar 4. Penyampaian Materi Introduksi TTG
2. Kegiatan Praktek Penerapan TTG
Pelaksanaan praktek atau demonstrasi penerapan TTG dimulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir oleh masing-masing anggota kelompok pada setiap tahapan proses. Pelaksanaan praktek dilakukan dengan pendampingan oleh beberapa orang mahasiswa yang dilibatkan sebagai tim dalam pelaksanaan kegiatan ini dan merupakan mahasiswa yang fokus penelitiannya tentang teknik pasca panen kemiri. Dengan demikian pelaksanaan praktek lebih dititik beratkan pada penggunaan alat pengeringan yang lebih detail dan terarah, disamping itu juga mahasiswa dapat menerapkan dan menguji langsung di lapangan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Kegiatan praktek ini meliputi ; persiapan bahan (biji kemiri gelondong) yang diperoleh dari petani seputaran Desa Sesaot, Desa Lembah Sempage Kecamatan Narmada serta peralatan yang diperlukan (alat pemasak atau perebus, alat perendam, alat pemecah kulit dan alat pengering tipe batch.
Gambar 5. Kegiatan Pecah Kulit
Gambar 5. Kegiatan Pecah Kulit
Kegiatan penerapan TTG penanganan pasca panen pengeringan biji kemiri, salah satunya adalah menentukan kualitas biji kemiri kering kupas dan mengklasifikasikan berdasarkan ukuran dan warna agar produk biji kemiri kering tergolong pada kualitas yang baik. Tujuan dari grading biji kemiri dan pengklasifikasian juga mengacu agar diperoleh kriteria kualitas biji kemiri yang menyeluruh dan memudahkan dalam menetapkan harga jual produk secara adil. Teknologi pengeringan biji kemiri menggunakan alat pengering tipe batch dengan bahan bakar cangkang kemiri pada suhu pengeringan sekitar 50o-60oC dapat mencapai kadar air 7-10 % selama 12 jam.
Gambar 7. Kondisi Alat Pengering Tipe Batch
Gambar 8. Proses Pengeringan Biji Kemiri Menggunakan Alat Pengering Tipe Batch
Kegiatan pasca panen menentukan grade biji kemiri dan mengklasifikasikan yang dilakukan ini adalah penentuan grade biji kemiri dan pengklasifikasian berdasarkan ukuran dan biji kemiri utuh. Dari hasil kegiatan ini diperoleh bahwa kelas mutu yang di hasilkan adalah mutu dengan masing-masing grade kemiri GI ± 70% (Rp. 60.000 – Rp. 90.000 per kg), GII ± 20% (Rp. 35.000 – Rp. 50.000 per kg) dan GIII ± 10% (Rp. 25.000 per kg), sehingga total nilai tambah diperleh rata-rata sebesar 15-40%.
Gambar 9. Produk Kemiri Gelondong
Gambar 10. Produk Kemiri Kering