Pelatihan Pengolahan Sampah Ogranik Menjadi Eco-Enzyme Dangan Metode Fermentasi
Persoalan sampah masih menjadi permasalahan yang sangat pelik di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Gunung Sari, Desa Kekait. Permasalahan sampah di Indonesia berkaitan dengan jumlahnya yang sangat banyak, dan sebagian besar sampah masih dibuang menuju TPA. Hal ini disebabkan sangat sedikitnya sampah yang diolah di hulu, dan karakter masyarakat dalam memilah sampah masih rendah. Sementara, dari keseluruhan sampah yang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat, 60% adalah sampah organik. Padahal sejatinya sampah organik tersebut seharusnya dapat dipilah di rumah masing-masing dan dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan rumah tangga. Atas dasar itu, Tim Peneliti Bidang Teknik dan Konservasi Lingkungan Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, UNRAM mengadakan kegiatan pengadian kepada Masyarakat Kekait dengan topik pengolahan limbah organik yang berfokus pada pengolahan sampah rumah tangga menjadi produk eco-enzyme.
Selasa, 04 Juli 2023, Tim Pengabdian kepada Masyarakat melakukan pengabdian “Pengolahan Sampah Organik dengan Metode Fermentasi untuk Menghasilkan Eco-Enzyme di Desa Kekait, Gunung Sari, Lombok Barat. Hadir dalam launching tersebut Kepala Desa Kekait, perangkat desa, tokoh dan perwakilan masyarakat lainnya di Desa Kekait yang aktif dalam pengolahan sampah di Bank Sampah Desa Kekait. Untuk diketahui, Desa Kekait ini sudah memiliki bank sampah “Bank Sampah Kekait Berseri” yang telah beroperasi dan memiliki berbagai program salah satunya dengan menukar sampah dengan bibit tanaman.
Pelaksanaan kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Kekait, Bapak Masjudin Dahlan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari ketua tim pengabdian, Wenny Amaliah, S.T.P., M,Si. Dalam pemaparan materi, ketua tim pengabdian menyampaikan bahwa pengelolaan sampah secara mandiri perlu dilakukan sebagai media pendidikan karakter masyarakat dalam membentuk kesadaran & kepedulian terhadap lingkungan, terutama bagaimana memperlakukan sampah dengan bijak, terlebih sampah tersebut merupakan sampah yang setiap hari dihasilkan dari sisa konsumsi makanan kita sendiri. Pemateri pun menyampaikan langkah-langkah penting dalam pembuatan eco-enzyme dengan metode fermentasi dari bahan sisa buah dan sayur (kulit buah) dengan gula merah yang telah dicairkan, perbandingan buah atau sayur, air, gula merah sebesar 3:10:1. Setelah pemaparan oleh ketua tim, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk mencoba praktik pembuatan eco-enzyme yang didampingi oleh anggota tim pengabdian Gagassage Nanaluih De Side, S.T., M.T., dan Dr. Joko Sumarsono, S.T.P., MP. Tim pengabdian juga memberikan sampel eco-enzyme yang sudah selesai proses fermentasi kepada peserta.
Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah dapat memperkenalkan teknologi fermentasi eco-enzyme sebagai salah satu upaya penanganan limbah masyarakat sehingga dapat meningkatkan kapasitas kemampuan dan pendapatan masyarakat Desa Kekait, serta terwujudnya kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sampah dan terciptanya masyarakat yang berwawasan lingkungan. (Mamal-red)