Sosialisasi Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Alat Pencetak Mulsa Organik Berbahan Dasar Eceng Gondok Di Desa Kekait, Kabupaten Lombok Barat
Kecamatan Gunungsari merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Kondisi lingkungan sekitar di Desa Kekait yang mana banyak terdapat tumpukan eceng gondok di sekitaran sungai desa tersebut. Eceng gondok merupakan tanaman yang kaya manfaat namun juga merusak tatanan ekosistem yang ada di perairan. Akibat akumulasi dari endapan tanaman eceng gondok di dasar sungai secara terus menerus mengakibatkan pendangkalan perairan. Salah satu cara untuk menanggulangi menumpuknya tanaman eceng gondok yang dapat mengganggu daerah sungai sekitaran desa Kekait, untuk itu dapat dilakukannya pembuatan mulsa organik. Mulsa merupakan suatu material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman. Penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma, mencegah kehilangan air, menjaga kelembaban tanah, menjaga temperatur tanah sehingga suhu yang berada dalam tanah relatif stabil dan mengurangi penguapan yang berlebihan. penggunaan mulsa merupakan salah satu upaya memodifikasi kondisi lingkungan agar sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kegiatan ini dilakukan oleh tim pengabdian dari kelompok Bidang Ilmu Daya dan Mesin Pertanian dari Program Studi Teknik Pertanian Fatepa Unram yang diketuai oleh Ibu Isnaini Puspitsari, S.TP., M.T. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2023 di Kantor Desa Kekait yang dihadiri oleh kepala desa Kekait Bapak Masjudin Dahlan beserta beberapa jajarannya dan masyarakat sekitar yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu rumah tangga serta 2 orang mahasiswa. Kegiatan diawali dengan sambutan kepala desa Sandik kemudian pengenalan alat pencetak mulsa organik, pembuatan mulsa organik berbahan dasar eceng gondok dengan menggunakan alat pencetak mulsa organik, serta melakukan diskusi bersama dengan para peserta. Mulsa organik yang dihasilkan dapat membantu peserta pengabdian dalam melakukan kegiatan penanaman dan pembibitan karena sifatnya yang mudah dibuat dan mudah terurai sehingga dinilai ramah lingkungan.
Gambar 1. Pembukaan dan Sambutan Kegiatan Sosialisasi oleh Kepala Desa Kekait
Para peserta sangat antusias selama kegiatan pengabdian berlangsung dan bersemangat untuk mencoba dalam pembuatan mulsa organik yang dimulai dari proses perebusan eceng gondok hingga menjadi pulp, kemudian pencampuran eceng gondok dengan serbuk kelapa dan gliserol. Eceng gondok yang digunakan terlebih dahulu di rebus dan diblender sampai halus kemudian disaring sehingga membentuk padatan. Pencampuran ini dilakukan agar padatan eceng gondok dapat menyatu dan mengeras saat proses pencetakan nanti.
Gambar 2. Proses Perebusan Eceng Gondok
Setelah dilakukan proses pencampuran antara eceng gondok dengan serbuk kelapa dan gliserol kemudian pada peserta langsung mencoba untuk mencetak mulsa organik. Alat cetak ini dibuat oleh tim pengabdian yang terdiri dari alat pengepres dan alat pencetak mulsa organik.
Gambar 3. Proses Pencampuran Bahan Menjadi Mulsa Organik (1)
Gambar 3. Proses Pencampuran Bahan Menjadi Mulsa Organik (2)
Gambar 4. Alat Pengepres Mulsa Organik
Gambar 5. Hasil Cetak Mulsa Organik
Dengan adanya sosialisasi pada kegiatan pengabdian ini diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan limbah eceng gondok yang ada disekitaran tempat tinggal mereka menjadi nilai jual yang tinggi sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat yang ada di daerah tersebut. Selain itu dengan adanya mulsa organik ini dapat membuat penanaman dan pembibitan yang dilakukan dilahan dapat terhindar dari hama dan gulma penyakit yang bisa ditimbulkan sehingga hasil panen dapat berjalan dengan baik karena ramah lingkungan. Selain itu pengenalan teknologi berupa alat cetak mulsa organik memberikan motivasi yang tinggi bagi para peserta untuk mulai memperhatikan keberadaan limbah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi produk baru.