Selasa, 29 Oktober 2019 di ruang sidang lantai 2 Fatepa Universitas Mataram, Program Studi Teknik Pertanian (PS TEP) melaksanakan kegiatan Workshop Rekonstruksi Kurikulum Berbasis KKNI dalam Rangka Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Kegiatan dihadiri undangan dari instansi (SKPD) terkait, stakeholder dan pengguna lulusan (seperti BPDAS, Dinas Pertanian dan tanaman pangan, DLHK, BPN, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindag, Bulog dan BPTP), BUMN dan perusahaan (seperti PT. Sadhana Arif Nusa (Teaching farm), PT Gerbang NTB Emas, dan PT BISI (TANINDO), PT. Pertani NTB, dan Bank-Bank mitra), Kepala Kelurahan Dasan Geres kecamatan Gerung Lobar, Kepala Desa Kebun Ayu, Kecamatan Gerung, Kepala Desa Sandik Kecamatan Batu Layar dll), alumni PS TEP dan mahasiswa PS TEP.
Acara sambutan disampaikan oleh Prof. Sri Widyastuti (Dekan Fatepa Unram) sekaligus membuka acara workshop, setelah penyampaian laporan panitia oleh Dr. Joko Sumarsono, selaku ketua panitia dengan inti laporan penyampaian agenda dalam kegiatan ini: 1). Penyesuaian dan perubahan nama serta gelar program studi Teknik Pertanian menjadi PS Teknik Pertanian dan Biosistem dengan gelar sarja teknik (S.T) sesuai dengan Kepmen Ristek Dikti No. 57 tahun 2019 tentang nama program studi dan gelar; 2). Rencana pembentukan jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi I oleh Agusdin, SE., MBA., DBA (Wakil Rektor I Bidang Akademik Unram), dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa rekonstruksi kurikulum adalah perlu agar program studi dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, khususnya di Era Revolusi Industri 4.0. Rekonstruksi harus relevan dengan kebutuhan user (stakeholder) serta selaras antara Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Kompetensi Lapangan Kerja. Tujuan KKNI adalah penyerataan, agar kualifikasi lulusan dapat diakui. Sikap (perilaku) lulusan perlu diperhatikan, sehingga perlu ada dalam kurikulum.
Di sesi selanjutnya, Rahmat Sabani, S.TP, MP. menyampaikan materi tentang pentingnya Internet of Things (IoT), Smart Technology, dan Artificial Intelligence untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Situasi kerja abad 21, dengan adanya intervensi teknologi, akan dapat menghemat 2,6% biaya operasional (biaya tenaga kerja). Lulusan yg kompetitif harus memiliki literasi data, teknologi, dan manusia untuk menghadapi . Dampak pada perguruan tinggi adalah perbaikan dari segi metode pengajaran dosen, cara belajar mahasiswa, konten materi, peran dosen dan mahasiswa, dan atribut yang ada. PS TEP diharapkan naik level menjadi lebih baik dengan adanya rekonstruksi kurikulum saat ini.
Murad, SP., MP., melanjutkan sesi panel dengan menyampaikan dasar hukum rekonstruksi kurikulum telah jelas dalam peraturan yang dikeluarkan pemerintah, mencakup juga tentang perubahan nama dan gelar, Visi, Misi dan Tujuan, profil lulusan, dan capaian pembelajaran lulusan (CPL). Saat ini ada 2 kurikulum yang sedang dilaksanakan pada PS TEP : Kurikulum 2004 (berlaku utk mahasiswa angkatan 2004 hingga 2014) dan kurikulum 2015 (dari mahasiswa 2015 sd sekarang). Sesuai kurikulum ini, profil lulusan PS TEP adalah sebagai Manajer, Peneliti, Perancang, dan Pengusaha. Diharapkan kurikulum yang dihasilkan ini dapat dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2020/2021.
Dalam sesi diskusi, para undangan aktif menyampaikan masukan untuk penyusunan draft kurikulum. Salah satu masukan tersebut terkait perlunya PS TEP menyiapkan lulusan yang memiliki skill mekanisasi berbasis digital, sehingga mampu menjadi petani-petani berdasi yang efisien dalam mengelola pertanian berkelanjutan. Sebagai studi kasus, Pak Mustawirya dari PT Sadhana Arif Nusa menyampaikan bahwa petani di Cina telah mampu menggunakan drone untuk menyemprot hama. Sejalan dengan itu, pak Darwis (alumni yang saat ini bekerja di BPTP) menyampaikan bahwa saat ini drone juga digunakan untuk melakukan irigasi, mampu mengangkut hingga 40 liter air. Drone ini mampu menyiram otomatis dengan basis pemetaan yang telah diinput sebelumnya.
Murad, SP., MP. (Ketua PS TEP) menanggapi bahwa saat ini penelitian di bidang otomatisasi telah mulai dikembangkan di PS TEP. Contohnya irigasi otomatis dan terkendali dengan menerapkan sistem digital (mikro kontroler) penggunaan aplikasi Arduino Uno dengan metode SMS dan WIFI untuk mengontrol lengas tanah, suhu, RH dll. Juga pada proses pengumpanan biomassa dalam proses pengeringan, pengontrolan suhu ruang pengering, dan pemantauan iklim bangunan tanam berbasis internet. Pak Syahid dari PT. GNE memberikan masukan bahwa kurikulum yang disusun, perlu lebih memperhatikan pembentukan mindset lulusan sehingga mampu memiliki kreativitas dan inovasi untuk mandiri, bahkan menjadi wirausahawan di bidang teknik pertanian dan biosistem. Huswatun Nida L., alumni yang saat ini bekerja sebagai guru SMK Pertanian Lombok Timur juga menyepakati pernyataan ini dengan memberi saran perlunya waktu yang lebih banyak dalam perkuliahan terkait kewirausahaan. Mahasiswa perlu dilatih agar mampu merancang, membuat, hingga memasarkan produk pertanian memanfaatkan aplikasi online yang tersedia.
Dr. Eng. Sukmawaty, menanggapi bahwa peluang wirausaha di NTB khususnya, sangatlah potensial. Inisiasi BUMD oleh pemerintah daerah, dengan manajer dari lulusan TEP, diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja lokal; hal ini signifikan untuk diusahakan. Pada akhir kegiatan ini disimpulkan bahwa kurikulum yg akan disusun dan ditetapkan harus mampu membentuk karakter wirausaha yg kuat, harus mampu mendorong mahasiswa mencapai kompetensi lulusan (dari segi sikap dan pengetahuan), serta PS TEP harus mengantisipasi konsekuensi logis yg muncul dari perubahan kurikulum tersebut. Masukan positif dari stakeholder dan undangan yg hadir akan dirapatkan kembali oleh tim perumus secara internal, sehingga kurikulum yang disusun mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0, khususnya di bidang Teknik Pertanian dan Biosistem.