Kondisi lingkungan sekitar di Desa Sandik dimana banyak terdapat limbah organik hasil pertanian maupun perkebuan yang tidak termanfaatkan dan hanya ditumpuk saja menjadi peluang untuk dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai. Salah satunya adalah menjadikannya sebagai media tanam biopot (biodegradable pot) ramah lingkungan. Dalam pembuatan biopot sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai limbah biomassa seperti serabut kelapa yang banyak terdapat di Desa Sandik ataupun kombinasi dari beberapa biomassa lainnya seperti serabut kelapa, jerami padi, dedaunan, dan kotoran unggas. Selain dari bahan tersebut, biopot media tanam juga dapat terbuat dari kompos. Pemanfaatan limbah tersebut sebagai biopot menjadikan limbah tersebut memiliki nilai guna yang sangat bermanfaat, selain itu juga dapat membantu mengatasi permasalahan limbah yang keberadannya cukup melimpah.
Melalui kegiatan pengabdian ini, tim pengabdian dari Kelompok Bidang Ilmu Daya dan Mesin Pertanian dari Program Studi Teknik Pertanian Fatepa Unram yang diketuai oleh Ibu Ida Ayu Widhiantari, S.TP.,M.P. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat Desa Sandik berupa pengenalan dan pelatihan pembuatan biopot dengan menggunakan alat cetak biopot. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2022 dan berlokasi Di Aula Kantor Desa Sandik dihadiri oleh wakil kepala desa Sandik H. Abdurrahman serta masyarakat sekitar yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu rumah tangga serta 3 orang mahasiswa Fatepa yang sedang melaksanakan PKL.
Kegiatan pengabdian dilakukan mulai dari pengenalan alat pencetak biopot, pelatihan pembuatan biopot dengan menggunakan alat cetak biopot, serta diskusi antara tim pengabdian dengan peserta pengabdian. Biopot yang dihasilkan dinilai sangat praktis oleh peserta pengabdian karena sifatnya yang dapat langsung ditanam ke dalam tanah tanpa harus membuka wadahnya terlebih dahulu, seperti halnya penggunaan polybag.
Peserta yang hadir sangat antusias untuk mencoba membuat langsung biopot mulai dari melakukan proses pencampuran bahan berupa cocopeat dan kompos dengan perbandingan 2:1, kemudian sebagai bahan perekatnya menggunakan tepung kanji yang sebelumnya tepung kanji dimasak hingga mengental seperti lem.
Gambar 1. Proses Pembuatan Perekat dari Tepung Kanji
Gambar 2. Proses Pencampuran Bahan dengan Perekat
Setelah bahan tercampur rata, para peserta baik itu bapak-bapak maupun ibu-ibu langsung mempraktekkan proses pencetakan biopot dengan menggunakan alat pencetak dari tim pengabdian. Alat pencetak biopot yang dibuat tim pengabdian terdiri dari 2 jenis, yaitu alat cetak dengan ukuran besar dengan diameter lubang dalam biopot 7 cm dan tinggi 15 cm, serta alat cetak dengan ukuran kecil dengan diameter lubang dalam biopot 2 cm dan tinggi 8 cm. Masing-masing alat terdiri dari tabung atau silinder cetak, dimana bahan atau adonan biopot dimasukkan ke dalamnya hingga terisi penuh. Tujuan dari pengempaan agar dihasilkan biopot yang padat.
Gambar 3. Alat Cetak Biopot Ukuran Besar
Gambar 4. Proses Pencetakan Biopot
Gambar 5. Biopot dalam Kondisi yang Belum Dikeringkan
Gambar 6. Biopot Siap Digunakan
Pengenalan teknologi berupa alat cetak biopot memberikan motivasi yang tinggi bagi para peserta untuk mulai memperhatikan keberadaan limbah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi produk baru berupa biopot dengan bantuan alat cetak yang dapat mempercepat proses dan menghasilkan biopot dengan kepadatan yang sesuai. Penggunaan alat pencetak dirasakan sangat efektif dan efisien dalam menghasilkan biopot. Penggunaan alat cetak biopot menambah wawasan para peserta akan manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi. Teknologi berupa alat khususnya disini alat pencetak sekaligus berfungsi sebagai pengepres dapat membantu dalam menghasilkan biopot yang berasal dari limbah hasil pertanian. Penerapan teknologi dapat memberikan wawasan dan meningkatkan keinginan peseta untuk mengolah berbagai limbah pertanian yang ada di sekitar untuk dijadikan produk yang bernilai guna seperti menjadikannya sebagai media tanam berupa biopot.